Safia Azka Lestari
Safia dianggap sebagai ancaman karena dianggap sebagai pembawa bencana bagi para iblis dan malaikat. Ia merupakan keturunan dari 2 kaum yang berbeda, yaitu kaum iblis dan kaum malaikat. Darah yang mengalir di tubuhnya, begitu juga dengan tubuhnya, banyak yang menginginkannya, mulai dari kaum iblis, kaum malaikat, dan kaum pemburu iblis.
Seperti yang disampaikan oleh kakeknya Safia, kalau darah dan tubuhnya itu sangatlah berharga, karena 1 tetes darahnya mampu meningkatkan kekuatan iblis 10 kali lipat, dan kalau ia secara sukarela memberikannya, itu akan menjadi 100 kali lipat.
Para iblis menginginkan darah Safia untuk meningkatkan kekuatan mereka, tetapi banyak yang memburunya karena bisa membuat perpecahan diantara kaum iblis. Malaikat menginginkan Safia untuk dibunuh, karena merupakan aib dari kaum malaikat, dan bisa merugikan para malaikat jika Safia jatuh ke tangan iblis yang tamak akan kekuatan. Sedangkan pemburu iblis menginginkan Safia untuk membasmi para iblis dengan kekuatan yang ada di dalam diri Safia, setelah tujuan mereka tercapai, mereka akan membunuh Safia karena ia merupakan bentuk terlarang.
Pada awalnya, kedua orangtua Safia berperang melawan kaum mereka masing-masing demi melindungi Safia yang baru saja lahir. Namun hal itu berakhir ketika ibunya mati di tangan salah satu malaikat. Ayahnya yang merupakan raja iblis dan mengetahui hal itu sangat terpukul dan tanpa sengaja melepaskan batasan kekuatannya dan membunuh sebagian besar pasukan iblis dan pasukan malaikat.
Kemudian perang itu berakhir dan dinamakan orchidée de lune (anggrek bulan), dan menjadi kisah yang sangat terkenal dikalangan iblis, malaikat, serta manusia, dan diceritakan oleh banyak orang dengan nama mort d'orchidée de lune (kematian anggrek bulan).
Alasan mengapa perang itu disebut dengan orchidée de lune yang artinya anggrek bulan, ini untuk mengenang kematian ibunya Safia yang merupakan malaikat anggrek bulan. Maka dari itu perang itu dinamai orchidée de lune.
Sebelum ibunya meninggal, ia mengubah wujud Safia yang awalnya setengah iblis dan setengah malaikat menjadi seorang manusia, dan memberikan mantra khusus untuk Safia agar tidak diketahui oleh kaum iblis dan kaum malaikat, dan bersama ayahnya Safia menyegel kekuatan kegelapan dan kekuatan surgawi milik Safia.
Setelah Safia berubah wujud menjadi manusia, ayahnya langsung membawa Safia ke dunia manusia dan menitipkannya pada sahabatnya disana, kakek Yehan, untuk dijaga dan dibesarkan layaknya cucu sendiri.
Lalu ayahnya Safia kembali ke dunia iblis untuk menghukum semua iblis yang menyerangnya dengan ditemani dengan 5 jendral iblis terkuatnya dan memburu malaikat yang telah membunuh ibunya Safia.
Kakek Yehan memberikan Safia kepada anaknya untuk mengurus Safia, karena kakek Yehan sendiri sudah terlalu tua untuk mengurus bayi. Anaknya kakek Yehan telah menikah dengan seorang laki-laki, namun sudah 5 tahun pernikahan mereka belum dikaruniai seorang anak. Dan mereka berdua lah yang menjadi orang tua Safia. Mereka menyayangi Safia layaknya anak mereka sendiri.
Saat Safia berumur 6 tahun, ia di diagnosa mengidap penyakit hemofilia. Ini diketahui ketika ia mengalami mimisan secara tiba-tiba, awalnya orang tua Safia menyangka kalau ini hanyalah panas dalam, tetapi, ketika diberikan daun sirih yang biasa untuk menghentikan mimisan tidak bekerja, darah yang keluar semakin banyak dan membuat Safia kehilangan kesadarannya pada saat itu.
Sejak saat itu, Safia dan orang tuanya pindah ke kota untuk memberikan pengobatan yang lebih baik untuk Safia. Dan demi memenuhi kebutuhan pengobatan Safia, mereka berdua bekerja dengan sangat keras. Sampai-sampai mereka tidak punya waktu untuk Safia.
Saat Safia lulus SMP, ia pergi mengunjungi kakeknya dikampung, dan saat itu kakeknya menyarankannya untuk masuk sekolah asrama yang telah ia tentukan. Kakeknya tidak sembarangan dalam menyuruh Safia bersekolah disana, ada 2 hal yang menjadi alasan kakeknya.
Pertama, karena pemilik sekolah itu merupakan teman baik kakek Yehan.
Kedua, kemungkinan Safia untuk bertemu ayahnya disana adalah 97%. Karena kakek Yehan pertama kali bertemu dengan ayahnya Safia adalah di sekolah asrama itu. Pertemuan mereka pada awalnya tidak begitu baik, namun seiring berjalannya waktu mereka pun berteman baik dan menjadi sahabat.
Ayahnya Safia, Raja Cyrille, sering mendatangi kakek Yehan untuk menanyakan kondisi Safia, namun tidak bisa bertemu dengan Safia, raja Cyrille hanya bisa mendengar cerita dari Kakek Yehan tanpa mengetahui wujud dari anaknya itu, bahkan foto Safia tidak bisa dilihat olehnya, karena itu adalah perjanjian yang telah ia buat saat ia menitipkan Safia kepada Kakek Yehan, ‘Aku tidak akan bisa melihat putriku, sampai waktu yang telah ditentukan’ itulah yang ia katakan. Raja Cyrille merasa sangat menyesal dengan mengatakan janji seperti itu, namun hanya itulah yang bisa ia katakan saat iblis ingin menitipkan sesuatu kepada manusia. Waktu yang ditentukan oleh Raja Cyrille adalah 16 tahun, karena saat Safia berumur 16 tahun, sihir mantra khusus dari Malaikat Bunga Anggrek dan dirinya akan melemah dan menghilang, dan saat itu terjadi, kemungkinan Safia akan berada di luar kendali, dan ketika hal itu terjadi, Safia bisa saja menghancurkan bumi dan seisinya.
Kemudian, Raja Cyrille juga diberitahu oleh kakek Yehan kalau putrinya itu akan masuk sekolah asrama dimana ia bekerja disana. Itu membuat hati Raja Cyrille sangat bahagia, setelah penantiannya selama 16 tahun akhirnya ia bisa kembali bertemu dan melihat anak semata wayangnya, dan ia sangat penasaran dengan rupa anaknya itu, apakah ia mirip dengannya ataukah mirip dengan mamanya.
To Be Continued...
Please Leave Your Comment
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda disini untuk membantu Ailee Chan dalam meningkatkan kualitas cerpen dan blog (◍•ᴗ•◍)